TEMPO.CO, Mamuju - Antrean bahan bakar minyak (BBM) di sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Kabupaten Mamuju Provinsi Sulawesi Barat, tiga hari pascagempa berkekuatan 6,2 magnitudo, mulai terlihat normal.
Di SPBU Simbuang, hanya terlihat belasan kendaraan roda empat dan roda dua yang mengantre untuk mendapatkan BBM. "Kami sangat bersyukur, antrean hari ini tidak terlalu padat. Tidak seperti kemarin (Sabtu) antrean sangat panjang," kata warga Mamuju, Agus, ditemui saat mengantre untuk mendapatkan BBM jenis Pertalite di SPBU Simbuang, Minggu sore, 17 Januari 2021.
Antrean panjang kendaraan untuk mendapatkan BBM di SPBU pada hari pertama dan hari kedua pascagempa Majene yang dampaknya sangat kuat hingga di Kabupaten Mamuju. Akibatnya, SPBU juga melayani pembelian secara eceran.
Antrean diperparah akibat langkanya penjualan BBM eceran yang biasanya ramai sebelum terjadi gempa. Bahkan, penjual eceran sempat menjual BBM jenis premium Rp 25 ribu per botol.
"Kalau kemarin, kami harus mengantre dengan warga yang membeli menggunakan jeriken. Hari ini, tidak ada lagi saya lihat pembelian dengan jeriken," kata warga lainnya, Andre.
"Sewaktu hari pertama dan kedua setelah gempa, stok.penjual bensin eceran juga habis. Kalaupun ada yang jual, harganya sangat mahal, yakni mencapai Rp 25 ribu per botol," katanya.